Teman-teman, sungguh indah kita melihat
ibu selalu tersenyum bahagia, dan mengatakan “inilah anak ibu, yang
dapat membahagiakan ibu”. Lalu kita pun menjadi anak berbakti kepada
orang tua. Saudaraku, betapa indahnya, ketika surga dibukakan untuk kita
berkat kita selalu diridoi ibu. Betapa indahnya ibu selalu memanjatkan
doanya kepada Allah, agar kita senantiasa lurus jalannya, dan kita pun
menjadi sukses.
Sadarilah, berapa banyak kita menciptakan
linangan air mata mereka pada kita, berapa banyak isak tangis mereka
ketika gemar mengucapkan “Ah” dan mendongkol atas nasihatnya. Sadarilah,
ibulah menjadi pintu bagi kehidupan kita, menjadi penghubung antara
dunia dan alam janin yang serba sempit.
Sadarilah kita terlalu kejam pada mereka,
memaksa mereka berjuang demi diri kita, padahal kita bukanlah
siapa-siapa. Sadarilah kesombongan kita dihadapannya, padahal dulu kita
tanpa malu menetek air susunya dan minta disuapkan. Sadarlah atas
keangkuhan kita, padahal baju, tangan, dan tubuhnya menjadi tempat
membuang kotoran kita.